INDONESIA MENUJU EKONOMI “ATLANTIS”

Hai kamu yang sedang baca tulisan ini, pasti bisa baca tulisan ini memakai akses internet. Jadi saya yakin kalau kamu sudah masuk dunia digital dan paham cara kerja dunia digital, terutama transaksi digital. Kecuali, kamu tipe manusia yang zero internet, baca tulisan ini dengan minta bantuan teman buat dicetak di kertas. Ya, tidak masalah, itu jalan hidupmu. Kalau gitu ayo lanjut ke ekonomi Atlantis untuk Indonesia, bagaimana itu? Di sini saya memakai Atlantis karena peradabannya itu maju dan sejahtera, sungguh kaya damai semua terpenuhi. Saya pakai Atlantis cuma di bagian kejayaannya saja ya, bukan keruntuhan atau tenggelam. Entah Atlantis itu nyata atau cerita buatan Plato saya tidak peduli, saya cuma ambil bagian enaknya saja dari peradaban itu. Jadi, ekonomi Atlantis menurut saya itu ekonomi yang makmur, maju dan kuat bagi semuanya.

            Nah, kita ngomongin transaksi digital saja yang berperan membawa perekonomian Indonesia menuju ekonomi Atlantis. Lebih berfaedah daripada ngomongin motor kredit tetangga yang baru. Biar kamu juga tahu kalau selama ini sudah berperan dalam perekonomian Indonesia. Iya, kontribusimu itu salah satunya belanja online karena belanja online itu termasuk transaksi digital. Sesuai pengertiannya, transaksi digital adalah pembayaran non tunai (cashless), kasarnya itu bayar tidak pakai uang dalam bentuk fisik. Contohnya bayar listrik, bayar tiket kereta api, pesan kopi susu, tagihan BPJS, denda tilang, belanja online lewat m-banking, dompet digital, mama minta pulsa, oh bukan iyu. Transaksi digital jaman sekarang cukup pakai smartphone, akses internet dan tentu saja saldo yang ada isinya. Tidak perlu bawa uang banyak di dompet.

httpswww.freepik.com/free-photo/marketing-strategy-connting-digital-devices-concept_2861410.htm

Bisa juga buat modus nih kalau kamu malas kasih hutang ke teman yang citranya terkenal dengan “kredit macet”, pas dia tidak pernah ngasih kabar tiba-tiba muncul dengan muka melas dan mengelus-mengelus dengkulnya, tandanya mau berhutang. Kamu tinggal tunjukkan dompet kosongmu buat alasan. Salah satu alasan memanfaatkan kemajuan digital di bidang keuangan ya ini kawan.

            Kalau kamu sering melakukan pembayaran seperti contoh di atas, maka kamu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Kok bisa? Ya bisa lah. Nanti kita cari hubungannya antara transaksi digital terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, supaya jelas, biar tidak seperti hubunganmu dengan si dia, tidak jelas. Kita cari tahu dulu apa itu kemajuan ekonomi, di sini saya memakai pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah keadaan ekonomi yang meningkat atau lebih baik dari periode sebelumnya berdasarkan beberapa indikator. Indikator yang umum digunakan adalah pendapatan nasional, pendapatan per-kapita, tenaga kerja dan tingkat kemiskinan.

            Lalu, bagaimana bisa transaksi digital mempengaruhi kemajuan ekonomi?
Bisa aja, ini cuma beda format aja kok. Dari fisik ke dalam bentuk digital. Seiring perkembangan teknologi terutama internet dan smartphone, maka semakin banyak masyarakat yang beralih ke pembayaran cashless. Data transaksi digital menurut Google Temasek dan Bain Company dalam laporan e-Economy SEA 2020 menyebutkan bahwa nilai transaksi digital Indonesia pada 2020 sebesar US $44 milliar dengan pertumbuhan ekonomi digital dari tahun 2019 ke 2020 sebesar 11%. Konsumsi dalam negeri sebesar ini tentu akan memutar roda perekonomian di tengah pandemi tahun 2020. Kegiatan ekonomi tidak akan terhenti karena konsumsi masyarakat masih tinggi. Malah cakupan transaksinya bisa lebih luas, contohnya orang dari Aceh bisa beli tas Noken asli buatan tangan dari Papua atau beli photocard, album dan merchandise dari oppa atau unnie idol Kpop dari Korea Selatan langsung dengan belanja online. Cakupan transaksi yang lebih luas tersebut bisa meratakan pendapatan, tidak terpusat di satu wilayah saja. Usaha-usaha di pelosok tidak perlu bingung memasarkan produknya agar bisa terjual dengan cakupan wilayah lebih luas, tinggal posting produknya di internet, beres.

            Potensi transaksi digital tahun 2025 di laporan e-Economy SEA 2020 sebesar US $124 milliar. Nah, tugas pemerintah untuk bisa mewujudkan prediksi tersebut. Maka beberapa kebijakan yang bisa dilakukan pemerintah dalam memajukan ekonomi digital:

  1. Peningkatan dan perbaikan infrastruktur komunikasi dan internet

Karena masih banyak daerah atau pulau yang belum terjangkau internet, maka perlu adanya pembangunan dan peningkatan kecepatan dan kestabilan internet. Sehingga, UMKM yang memiliki produk unggulan bisa memasarkan produknya meskipun di daerah terpencil yang berpeluang terjadinya transaksi digital. Berdasarkan pengalaman saya, internet di pelosok mulai diperhatikan, terutama di daerah wisata, contohnya waktu saya ke Bromo tepatnya di Penanjakan 1. Di sana sinyal itu sudah 4G, banyak berdiri tower-tower internet, lebih baik daripada di kamar saya yang sinyalnya H+!

2. Penguatan dan penegakan aturan

Untuk memberikan rasa aman dari penipuan, pembajakan akun untuk melakukan transaksi digital, perlindungan konsumen dari penjual “nakal” dan lain sebagainya, maka pemerintah memberikan aturan yaitu Undang-Undang ITE dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Penguatan dan penegakan mutlak diperlukan karena Indonesia negara hukum.

3. Insentif pajak digital

Tujuannya untuk mendorong pelaku usaha meningkatkan potensi ekonomi digital dan juga merealisasikannya. Insentif pajak ini tentu meringankan beban dan uangnya bisa untuk menambah modal atau pemasaran produknya lebih luas.

4. Menjaga tingkat persaingan

Kompetisi pelaku usaha harus dijaga agar terjadi persaingan sehat yang memunculkan variasi atau inovasi di dunia ekonomi digital. Semakin banyak pelaku usaha memasuki dunia digital, tentu menguntungkan kita untuk memilih produk yang sesuai dengan keinginan, tanpa harus terpaksa memilih karena keterbatasan.

Bank Indonesia dalam pemulihan ekonomi dan transformasi digital juga mempunyai beberapa kebijakan seperti:

  1. Penerapan strategi pencapaian 12 juta merchant QRIS secara terintegratif dan kolaboratif, serta pengembangan fitur QRIS transfer, tarik, dan setor dalam rangka meningkatkan akseptasi QRIS di masyarakat.

Apa itu QRIS?
Berdasarkan artikel di situs Bank Indonesia : https://www.bi.go.id/QRIS/default.aspx

QRIS adalah penyatuan berbagai macam kode QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.

QRIS diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur No.21/18/PADG/2019​.

Apa tujuan Bank Indonesia melakukan standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)?

a. Efisiensi dan efektivitas layanan pembayaran non tunai di sektor retail yang inklusif khususnya segmen mikro, mengakselerasi berbagai program terkait keuangan inklusif dan nontunai serta mendorong kolaborasi di ekosistem pembayaran. Enak bukan kalau serba praktis, anda tidak perlu repot-repot bawa banyak uang yang bisa mengundang kejahatan dan permintaan pasangan anda untuk dibelikan ini itu, tinggal kasih tunjuk “Nih, dompet lagi tipis my love”.

b. Menciptakan kompetisi yang sehat di pasar bisnis QR Code. Adanya QRIS membuka ruang bagi penyelenggara QR code kecil untuk ikut dalam kompetisi. Adanya kompetisi yang fair ini memudahkan kita dalam melakukan transaksi digital. Biasanya seperti ini, jasa sistem pembayaran QR Code A cuma bisa bayar ke merchant hijau, jasa sistem pembayaran B cuma bisa bayar ke merchant biru. Dengan adanya QRIS, merchant apapun bisa dibayar dengan jasa sistem pembayaran atau bank yang kamu pakai. Dampaknya, pilihan bagi kostumer makin luas dan merchant bisa mendapat kostumer makin banyak sehingga transaksi digital meningkat. Ini jalan yang menyenangkan untuk kamu yang punya memori penyimpanan smartphone kecil, tidak perlu instal macam-macam aplikasi dompet digital untuk pembayaran di berbagai merchant, jadi meskipun smartphone mu “kentang” namun kamu tetap bisa bahagia.

c. Mempermudah transaksi

Satu QR Code cukup untuk berbagai aplikasi pembayaran digital. Tidak seperti dulu yang berjejer QR Code di meja kasir dari berbagai merchant. Kemudahan transaksi ini cukup melakukan scan code QR tanpa memakai uang fisik, hal ini memungkinkan untuk mencegah peredaran uang palsu dan pencegahan penyakit menular karena tidak bersentuhan langsung.

2. Implementasi reformasi regulasi sistem pembayaran sesuai PBI No.22/23/PBI/2020 melalui restrukturisasi industri, reklasifikasi perizinan, kepemilikan, inovasi teknologi, data dan informasi, serta penguatan pengawasan termasuk manajemen risiko siber. Tujuan aturan ini untuk menjaga keseimbangan antara upaya optimalisasi peluang inovasi digital dengan upaya memelihara stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran guna menciptakan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan andal, dengan tetap memerhatikan perluasan akses dan perlindungan konsumen. Kalau dalam dunia komik Marvel, ada Doctor Strange yang menjaga dunia dari ancaman magic dan mistis, sedangkan Avenger menjaga dunia dari ancaman fisik. Nah Bank Indonesia lebih hebat karena menjaga dua “dunia” itu. Saya mengibaratkan transaksi digital sebagai dunia magic atau mistis, dan transaksi fisik sebagai dunia sesungguhnya yang dijaga Avenger.

            Berbagai kebijakan dan peraturan di atas tujuan utamanya yaitu meningkatkan transaksi digital di Indonesia dan hal ini bisa memajukan perekonomian Indonesia. Potensi transaksi digital di Indonesia ini sangat besar karena beberapa faktor seperti jumlah penduduk yang besar membuat transaksi digital juga tinggi dengan perilaku konsumtif masyarakat yang juga tinggi, bonus demografi yang berarti penduduk usia produktif lebih banyak daripada usia tidak produktif, usia produktif tentu menggerakkan perekonomian dengan anak mudanya yang menjalankan roda perekonomian lewat cara kreatif digital, dan keanekaragaman produk antar wilayah yang mana pemerataan pendapatan akan menyeluruh se-Indonesia,

Jika pemanfaatan seluruh faktor-faktor tersebut bisa dimaksimalkan dengan optimal, maka Indonesia akan memiliki ekonomi digital “Atlantis”. Mari membayangkan kalau perekonomian Indonesia sehebat Atlantis, infrastruktur kita akan jadi lebih baik, lebih maju dan terintegrasi hingga ke seluruh pelosok tanah air dari darat, air dan udara, kita akan sangat jarang melihat keluarga di bawah garis kemiskinan yang disiarkan di berita tv atau acara yang menjual kemiskinan, tidak menggerutu karena internet lemot yang mana tentu kecepatan internet akan di-upgrade karena anggaran meningkat, jaminan kesehatan akan terpenuhi di kelas pertama dan berbagai macam imajinasi kemajuan negara.

Jadi ayo jangan takut menggunakan transaksi digital dalam sehari-hari demi mengubah ekonomi Indonesia jadi ekonomi Atlantis. Ajak saudara dan teman yang masih sering pakai cara lama. Ajari mereka biar tidak ketinggalan jaman, terutama UMKM agar bisa memasarkan produknya lebih luas. Bisa dijadikan modus juga kan, kamu ajari bapak dari wanita yang kamu taksir untuk memasukkan usahanya di dunia digital. Udah itu kamu dapat citra positif dari keluarganya.

            Enaknya pakai transaksi digital dalam kehidupanmu itu apa aja sih, kita lihat di individu saja ya, biar tidak terlalu luas, check it out:

  1. Praktis dan Mudah

Seperti saya sebutkan di atas, kamu tidak perlu bawa uang banyak, secukupnya kata Hindia. Bayar tinggal scan beres, tidak perlu menghitung uang recehmu untuk bayar atau menunggu kembalian, eh kasirnya ngomong kalau uangnya pas, malu bang.

  • Efektif dan efisien

Misal rumahmu di pedalaman atau pinggiran pulau, butuh barang yang cuma ada di kota besar. Kamu tidak perlu pergi jauh-jauh, cukup beli online barang sudah ada yang mengantar sehingga kamu punya waktu luang lebih untuk hal produktif atau sekedar rebahan untuk mengurangi stres. Satu lagi, di rumah makan atau foodcourt kan biasanya ramai pengunjung dan kamu lagi malas gerak, nah kalau pakai pembayaran digital lebih cepat daripada pakai uang, belum kalau ada kembalian banyak. Kamu bisa segera cari meja kosong yang jadi rebutan orang.

  • Mudah mencari barang

Kalau kamu butuh barang yang susah dicari, kata orang sekarang itu “barang rare”, kamu cukup ke e-commerce favorit kalian. Di sana banyak bermacam-macam barang, termasuk yang sulit kalian cari. Kalau ketemu langsung beli, langsung pakai dompet digital kamu, simple.

  • Aman

Regulasi untuk transaksi digital sudah ada dan arah kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia seperti di atas mempunyai tujuan, salah satunya memberi rasa aman buat kamu saat melakukan transaksi digital karena ada perlindungan hukum. Di jaman sekarang, kamu beli online kalau barang tidak dikirim, uang transfermu masih bisa kamu tarik asal belinya di tempat yang memfasilitasi itu. Beda di jaman sekitar 10 tahun yang lalu, di mana beli barang online masih banyak pakai asas kepercayaan, makanya penipuan di mana-mana. Selain aman dari penipuan, kamu juga aman dari pencurian karena tidak bawa banyak uang yang bisa bikin copet ngiler saat kamu buka dompet. Satu lagi, aman dari uang palsu, kan kamu bayarnya pakai uang digital, bukan uang fisik.

  • Banyak promo dan cashback

Kalau kita lihat-lihat di e-commerce atau stan-stan makanan, banyak promo-promo dengan syarat beli pakai transaksi digital atau dapat cashback. Dulu pernah dapat cashback lumayan gara-gara sering beli online, tahu-tahu udah banyak aja.

Jadi, ayo pakai transaksi digital kawan, sudah saya sebutkan kan keuntungan-keuntungannya di atas. Ayo sama-sama buat ekonomi Atlantis di bumi Indonesia.

Leave a comment